Kemenag Ajak Guru Hadirkan Diskusi Aktif Agar Pelajaran Agama Menarik

Kamis, 13 November 2025 | 10:43:09 WIB
Kemenag Ajak Guru Hadirkan Diskusi Aktif Agar Pelajaran Agama Menarik

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menekankan perlunya inovasi dalam pembelajaran agama di sekolah agar lebih menarik, hidup, dan kontekstual dengan dinamika sosial peserta didik. 

Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, menekankan bahwa pelajaran agama tidak boleh disampaikan secara monoton. Guru harus mampu menciptakan dialog yang bermakna, relevan, dan partisipatif di kelas.

“Ini tantangan bagi guru-guru agama kita di sekolah, bagaimana membuat pelajaran agama itu menarik. Harus membuat diskusi yang hidup dan diskusi yang utuh di kelas, supaya menarik dan bermanfaat,” ujar Kamaruddin Amin.

Dorongan ini muncul setelah Kamaruddin melakukan kunjungan studi ke Inggris untuk mempelajari praktik pendidikan agama di negara tersebut. Ia melihat banyak hal yang bisa menjadi inspirasi untuk pendidikan agama di Indonesia.

Pelajaran Agama di Inggris: Hidup dan Responsif

Di Inggris, pelajaran agama diwajibkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Menurut Kamaruddin, pendekatan mereka menjadikan mata pelajaran agama salah satu yang paling diminati siswa karena disajikan secara dinamis dan responsif terhadap isu sosial terkini.

“Di Inggris, pelajaran agama itu wajib di semua jenjang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Yang menarik, mata pelajaran agama di sana menjadi salah satu yang paling diminati, karena disajikan secara dinamis dan responsif terhadap isu-isu sosial,” jelasnya.

Dalam kunjungannya ke beberapa sekolah negeri, Kamaruddin melihat guru-guru mengajak siswa berdiskusi tentang isu aktual, seperti aborsi, lingkungan hidup, dan hak-hak sosial. Siswa dari berbagai latar belakang agama ikut berbagi pandangan dan menilai masalah tersebut dari perspektif agama masing-masing.

“Guru meminta siswa untuk melihat bagaimana berbagai agama memandang isu tertentu. Misalnya, bagaimana Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha menilai persoalan aborsi. Siswa dari latar belakang agama berbeda berdiskusi dan saling berbagi pandangan,” katanya.

Pendekatan ini membuat siswa aktif dan kritis, sekaligus membentuk sikap toleran sejak dini. Metode ini juga memperlihatkan bahwa pelajaran agama bisa mengajarkan keterampilan berpikir kritis dan memahami perspektif orang lain, bukan sekadar hafalan teks keagamaan.

Inspirasi dari Jepang: Pendidikan Moral Sejak Dini

Selain Inggris, Kamaruddin menyoroti praktik pendidikan moral di Jepang yang diterapkan sejak usia dini. Nilai utama yang diajarkan antara lain mencintai diri sendiri, mencintai orang lain, dan mencintai lingkungan. Pendekatan ini membuat pembelajaran agama atau moral lebih hidup, relevan, dan terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari.

Menurut Kamaruddin, metode Jepang bisa menjadi inspirasi bagi guru-guru agama di Indonesia. Dengan pendekatan partisipatif dan kontekstual, pelajaran agama tidak hanya menekankan pengetahuan, tetapi juga membentuk sikap toleran, peduli sosial, dan memahami keberagaman.

“Ini menjadi tantangan bagi guru-guru agama kita, bagaimana membuat pelajaran agama menjadi diskusi yang hidup dan menarik di kelas. Mengajar agama tidak bisa dengan cara monoton, tapi harus mampu menciptakan dialog yang kontekstual dan bermakna,” kata Kamaruddin.

Agama sebagai Perekat Sosial

Kamaruddin menekankan bahwa tujuan utama pendidikan agama bukan sekadar memberikan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan sikap toleran dan memperkuat kohesi sosial di masyarakat yang majemuk. Agama harus berfungsi sebagai perekat sosial yang mendorong saling memahami dan menghormati antarumat beragama.

“Agama harus berfungsi sebagai perekat sosial. Karena itu, pembelajaran agama di sekolah seharusnya bisa menumbuhkan semangat saling memahami dan menghormati antarumat beragama,” ujarnya.

Dengan pendekatan ini, siswa diajarkan untuk tidak hanya fokus pada ajaran agamanya sendiri, tetapi juga menghargai keyakinan orang lain. Hal ini menjadi penting di tengah Indonesia yang beragam secara etnis dan agama.

Peningkatan Kapasitas Guru Agama

Kemenag berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas guru agama agar mampu mengembangkan metode pengajaran yang inspiratif. Pelatihan dan pembekalan ini ditujukan agar guru bisa menyesuaikan cara mengajar dengan perkembangan zaman dan isu sosial yang dihadapi peserta didik.

Kamaruddin menegaskan, pendidikan agama yang menarik dan kontekstual akan membuat siswa lebih aktif, kritis, dan memiliki pemahaman luas tentang perbedaan dan keberagaman. Hal ini sejalan dengan upaya mencetak generasi muda yang toleran, beretika, dan memiliki kepedulian sosial tinggi.

“Dengan pendekatan yang tepat, pelajaran agama dapat menjadi sarana untuk membangun karakter siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan sosial di masyarakat,” tambahnya.

Menciptakan Diskusi Bermakna di Kelas

Kamaruddin menekankan pentingnya menciptakan diskusi bermakna di kelas. Guru-guru diharapkan mampu menghadirkan isu-isu nyata yang relevan dengan kehidupan siswa, sehingga mereka dapat belajar mengaitkan ajaran agama dengan persoalan sosial.

Pendekatan diskusi juga mendorong siswa untuk berani menyampaikan pendapat dan menghargai sudut pandang orang lain. Cara ini dinilai lebih efektif dibandingkan metode ceramah yang kaku dan satu arah.

Transformasi pembelajaran agama menjadi lebih hidup, menarik, dan relevan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi guru-guru di Indonesia. Inspirasi dari praktik pendidikan agama di Inggris dan pendidikan moral di Jepang dapat menjadi referensi untuk memperkaya metode pengajaran di sekolah.

Dengan dukungan Kemenag dan peningkatan kapasitas guru, pendidikan agama tidak hanya menanamkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter siswa yang toleran, kritis, dan bertanggung jawab sosial. 

Pendidikan agama yang kontekstual dapat menjadi sarana memperkuat persatuan bangsa, menumbuhkan sikap saling menghormati, dan membentuk generasi muda yang siap menghadapi dinamika sosial di masa depan.

Terkini