Kenali Gejala Mulut Kering Untuk Jaga Kesehatan Tubuh Prima

Kamis, 13 November 2025 | 13:24:12 WIB
Kenali Gejala Mulut Kering Untuk Jaga Kesehatan Tubuh Prima

JAKARTA - Mulut kering, atau dalam istilah medis dikenal sebagai xerostomia, sering dianggap masalah ringan. 

Padahal, menurut drg. Febrina Rahmayanti, Sp.PM, Subsp. Inf.Im, ahli kesehatan gigi dari Universitas Indonesia, kondisi ini bisa menjadi pertanda penyakit serius yang memengaruhi organ tubuh lain. 

Kekurangan air liur tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman saat berbicara atau menelan, tetapi juga berisiko menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih luas.

“Air liur berperan penting menjaga keseimbangan mikroorganisme di mulut. Bila jumlahnya berkurang, dapat terjadi disbiosis yang meningkatkan risiko infeksi virus, bakteri, hingga jamur,” jelas Febrina.

Xerostomia bisa bersifat sementara, misalnya akibat stres atau gugup. Namun, apabila berlangsung lama, ini menandakan ada gangguan kesehatan yang mendasarinya. Masalah ini tidak boleh diabaikan, karena mulut kering bisa menjadi “alarm” tubuh terhadap penyakit sistemik tertentu.

Dampak Kekurangan Air Liur pada Kesehatan Tubuh

Air liur memiliki peran multifungsi. Selain menjaga kelembapan mulut, air liur membantu melindungi gigi dan gusi dari infeksi, mempermudah proses pencernaan awal, dan menjaga keseimbangan mikrobiota oral. Ketika produksi air liur menurun, risiko gangguan kesehatan meningkat secara signifikan.

Infeksi gusi, gigi berlubang, dan luka di mukosa mulut diketahui memiliki keterkaitan dengan beberapa penyakit serius, seperti penyakit jantung, radang sendi (rheumatoid arthritis), osteoporosis, diabetes, gangguan pencernaan, bahkan stunting. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa kesehatan mulut bukan hanya soal penampilan atau rasa nyaman, tetapi juga berhubungan dengan kesehatan organ tubuh lainnya.

Penyebab Mulut Kering

Selain faktor stres dan gugup, beberapa kondisi medis dan gaya hidup dapat memicu xerostomia. Penggunaan obat-obatan tertentu, gangguan autoimun, kekurangan vitamin, hingga kebiasaan merokok berkontribusi pada menurunnya produksi air liur. 

Febrina menekankan bahwa penyebab xerostomia sangat beragam, sehingga penanganannya pun harus menyeluruh dan bersifat lintas disiplin.

“Untuk menanganinya, pendekatan kolaboratif antara dokter gigi, dokter umum, tenaga kesehatan, dan pembuat kebijakan sangat penting. Kesehatan mulut adalah bagian dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu kehidupan sehat dan sejahtera,” jelas Febrina.

Pentingnya Edukasi dan Riset

Febrina tidak hanya fokus pada praktik klinis, tetapi juga aktif mengedukasi masyarakat. Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan mulut sejak dini. .

Penelitiannya menyoroti hubungan antara kesehatan mulut dengan kebiasaan merokok, anemia, defisiensi vitamin D, serta kondisi pasien dengan gangguan mental di rumah sakit jiwa nasional.

Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya air liur dan kesehatan mulut dapat mencegah komplikasi yang lebih serius. Edukasi yang tepat dapat membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal xerostomia dan mengambil langkah pencegahan sebelum berkembang menjadi kondisi kronis.

Pencegahan dan Perawatan Mulut Kering

Untuk mengurangi risiko mulut kering, beberapa langkah sederhana bisa dilakukan:

Perbanyak Minum Air – Menghidrasi tubuh secara cukup membantu menjaga kelembapan mulut.

Hindari Rokok dan Alkohol – Kedua zat ini dapat mengurangi produksi air liur.

Konsumsi Makanan Berserat dan Lembap – Buah dan sayuran yang kaya air membantu mulut tetap lembap.

Pemeriksaan Gigi Rutin – Deteksi dini masalah gigi dan gusi mencegah komplikasi lebih lanjut.

Gunakan Obat Kumur yang Tepat – Pilih yang dapat menambah kelembapan tanpa kandungan alkohol berlebihan.

Jika mulut kering berlangsung lama atau disertai gejala lain, konsultasi ke dokter gigi atau dokter umum sangat dianjurkan. Pendekatan medis profesional akan memastikan kondisi tidak berkembang menjadi masalah serius bagi kesehatan sistemik.

Mulut Kering Adalah Alarm Tubuh

Kondisi mulut kering sering dianggap remeh, namun menurut drg. Febrina Rahmayanti, hal ini dapat menjadi indikator penyakit serius di dalam tubuh. Dari gangguan jantung hingga diabetes, kesehatan mulut memiliki hubungan erat dengan kesejahteraan organ tubuh lain.

Kunci utama untuk mencegah komplikasi adalah menjaga kelembapan mulut, mengenali gejala sejak dini, melakukan pemeriksaan rutin, serta membangun kesadaran masyarakat melalui edukasi dan riset. 

Pendekatan kolaboratif antara tenaga medis dan pembuat kebijakan akan memastikan masalah kesehatan mulut dapat ditangani secara komprehensif, sesuai tujuan kesehatan masyarakat global.

Dengan perhatian serius terhadap mulut kering, masyarakat dapat meminimalkan risiko gangguan kesehatan sistemik dan meningkatkan kualitas hidup. Jangan sepelekan tanda kecil dari tubuh Anda, karena mulut kering bisa menjadi alarm yang tidak boleh diabaikan.

Terkini